engkau wahai insanwalau hartamu berpasir intanHarta dan benda tidakkan kekalilmu dan amal yang menjadi bekalDi samping dirimu tiap saatmengiringmu ke liang lahatBila engkau telah menutup mataharta bendamu sudah pasti tinggalTak dapat dibawa lagi sertaselain hanya jasad dan amalBila engkau telah menutup mataharta bendamu sudah pasti tinggalTak dapat dibawa lagi sertaselain hanya jasad dan amalBila nafas tinggalkan badantinggallah jasad tidak bernyawaHanya kapas dan kain kafanserta amal yang dibawaSebelum engkau menutup matajaga lidahmu turun dan naikLuka yang dibuat kata-katasukarlah ia menjadi baikSebelum engkau menutup matajaga lidahmu turun dan naikLuka yang dibuat kata-katasukarlah ia menjadi baikIngatlah engkau wahai insanlemah lembut pada tutur dan sapaDalam hati ia berkesansetiap saat tak lupaSelagi engkau senang dan mewahingatlah Tuhanmu senantiasaAgar Tuhan juga tidak lengahmengingatmu di kala susahSelagi engkau senang dan mewahingatlah Tuhanmu senantiasaAgar Tuhan juga tidak lengahmengingatmu di kala susah engkau wahai insanharta benda bukanlah sepertiHadiah berupa bingkisanyang akan dibawa mati engkau wahai insanwalau hartamu berpasir intanHarta dan benda tidakkan kekalilmu dan amal yang menjadi bekalDi samping dirimu tiap saatmengiringmu ke liang lahat
HidayatulInsan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I Surat Maryam ayat 43: Kata-kata Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sangat lembut, Beliau tidak mengatakan, “Wahai ayahku! Aku mengetahui sedangkan engkau tidak mengetahui”, bahkan mengatakan, “Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu
Wahaijiwa.. tegarlah saat engkau di sakiti, tersenyumlah saat engkau di lukai. Tuhan takkan pernah terdiam saat mahluknya terzollimi, ba'it do'a mungkin takkan terjawab ketika menguntai tetapi akan terjawab ketika kita telah lelah bukan karna Tuhan tak berlaku adil akan tetapi Tuhan ingin tahu sesabar apa kita menghadapi masalah.Wahai jiwa.. Syairyang berisi tentang percintaan, pelipur lara, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yang populer “Syair Bidasari”. Syair Bidasari ialah syair romantis yang amat populer dalam masyarakat Melayu abad ke-18 dan ke-19. Menurut Van Hoëvell syair ini berasal dari Palembang apabila ditinjau dari sisi linguistiknya. HidayatulInsan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I Surat Al-Anbiya ayat 62: Ketika Ibrahim telah dihadapkan. Dalam pengadilan terbuka, penegak hukum mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada ibrahim. Mereka bertanya, 'apakah engkau, wahai anak muda, yang melakukan penghancuran ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai wwnLI.